Friday 30 March 2012

Langkah-langkah Pelaksanaan Pembangunan Gedung



I. Pekerjaan Awal

1. Pengukuran
Yang dimaksud dengan pengukuran adalah sebelum memulai pekerjaan, untuk menentukan posisi dari bangunan dilakukan pengukuran batas-batas, volume pengukuran adalah dihitung dg satuan lumpsum, missal diperkirakan dikerjakan 2 hari dengan 2 tukang, sehingga perhitungan sbb ,upah tukang Rp.50.000, maka biaya 50.000 x 2 x 2 = Rp. 200.000.


2. Bowplank
Digunakan untuk membantu menentukan As atau letak titik dari bangunan, dengan cara membuat pagar menggunakan papan 2/15 dipaku pada kayu ukuran 5/7 sebagai tiang, dibuat dengan jarak 1 meter dari as bangunan dipasang keliling bangunan.
Misal rumah ukuran 6 x 7 , maka volume bowplank adalah (6+1+1)+(7+1+1)=17 m.
Harga dan kebutuhan material dapat dilihat pada Analisa pekerjaan.

II. Pekerjaan Galian dan urugan

1. Galian
Adalah pekerjaan menggali yang berhubungan dengan pembuatan fondasi, dalam dan lebarnya fondasi ditentukan oleh type fondasi. Misal lebar bawah fondasi 70 cm, maka lebar dari galian adalah 70 cm ditambah kiri 10 cm kanan 10 cm menjadi 70 + 20 = 90 cm, sedangkan kedalaman galian juga ditentukan oleh keadaan tanah baik, tetapi kalau kondisi tanah biasa umumnya kedalaman galian 70 cm, maka volume galian adalah 0.9 m x 0.7 m x panjang fondasi = satuan m3, sedangkan untuk menentukan berapa jumlah tenaga atau upah dapat dilihat analisa pekerjaan galian.

2. Urugan
Adalah pekerjaan mengurug lantai bangunan, volume dihitung luas bangunan dikalikan tinggi urugan satuan m3, kebutuhan material urugan dan jumlah tenaga atau upah dapat dilihat pada analisa pekerjaan.

3. Mengurug kembali
Adalah mengurug bekas galian Fondasi, volume biasanya dihitung 1/3 dari volume galian, contoh volume galian 60 m3 maka urugan kembali adalah 60 m3/3 = 20 m3.


III. Pekerjaan Fondasi

1. Lantai Kerja
Adalah suatu item pekerjaan yang lokasinya dibawah fondasi (lihat fondasi Rumah), lantai kerja dapat berupa urugan pasir dengan tebal 10 cm, pasangan batu kali kosong, atau beton dengan campuran 1:3:5 tebal 5 s/d 10 cm. cara perhitungan adalah luas dikalikan tebal dengan satuan m3, kebutuhan material dan upah lihat analisa pekerjaan.

2. Pasangan Fondasi
Fondasi yang kami maksudkan disini adalah fondasi batu kali (stal) untuk bangunan rumah lantai 1, cara menghitung volume hitung semua panjang fondasi kemudian dikalikan tinggi fondasi, dan dikalikan (lebar atas+lebar bawah dibagi 2), satuan m3.
Contoh: panjang seluruh fondasi 50 meter, tinggi fondasi 0,7 meter, lebar atas fondasi 0.3 meter lebar bawah fondasi 0.7 meter, maka volumenya adalah 50 x 0,7 x ((0,3+0,7)/2) = 17,5 m3.

IV. Pekerjaan Beton

1. Sloof
Yang dimaksud dengan sloof adalah struktur bangunan yang berada diatas fondasi untuk lebih jelas lihat sloof rumah lantai 1 dan 2.
Cara menghitung volume sebagai berikut : untuk volume beton panjang total sloof x lebar x tinggi = satuan m3.
Untuk perhitungan jumlah besi beton, pertama yang dicari adalah jumlah begel, dengan cara panjang total sloof dibagi jarak begel ditambah 1 = jumlah begel, jumlah begel dikalikan panjang satu begel = panjang total besi beton yang dibutuhkan.
Misal sloof 15/20, begel d 8 – 15, panjang total 25 meter, jumlah begel = (25/0.15)+1=167,6 bh = 168 bh, sedangkan panjang satu begel = ((15 -5)x 2)+((20-5) x 2)= 50 cm, maka total besi beton untuk begel adalah 0,5 x 168 = 84 meter, satu batang besi beton panjang standar adalah 12 m, 84/12= 7 batang. Untuk menghitung besi beton tulangan pokok yaitu dengan cara jumlah tulangan pokok dikalikan panjang total.
Sedangkan untuk perhitungan RAB besi beton tidak dihitung,yang ditampilkan adalah volume beton.

2. Kolom
Cara menghitung Volume adalah tentukan atau hitung jumlah kolom kemudian dikalikan tinggi kolom,sehingga mendapat total panjang kolom x lebar x tinggi = volume kolom satuan m3.

3. Ring balk.
Cara menghitung volume sama dengan perhitungan sloof dan kolom

V. Pekerjaan Dinding

1. Pasangan Bata.
Dinding pasangan bata ada 2 cara menghitung yaitu dengan cara perhitungan luas dan dengan cara perhitungan isi, untuk perhitungan isi jarang sekali digunakan, akan tetapi bila suatu saat dibutuhkan dengan cara perhitungan isi, caranya adalah luas x tebal, untuk tebal tergantung jenis pasangan bata, pasangan 1 bata atau ½ bata ,untuk ukuran 1 bata yaitu 30 cm sedangkan ukuran ½ bata 15 cm.
Cara menghitung luas pasangan bata adalah sebagai berikut, pertama hitung keliling dari dinding, kalikan dengan tinggi dinding, dan dikurang luas dari daun jendela,daun pintu,boven, satuan m2.

2. Plesteran
Volume plesteran adalah 2 x dari volume pasangan bata.

3. Acian
Sama dengan cara menghitung volume plesteran tetapi dikurangi, daerah yang tidak di aci seperti dinding keramik dll.


4. Sponengan atau tali air
Sponengan atau tali air adalah batas antara kusen dan plesteran, bila lebar kusen kurang dari lebar dinding (15 cm) maka batas antara kusen dan plesteran disebut sponengan, sedangakan bila lebar kusen sama dengan lebar dinding maka batas antara kusen dan plesteran disebut tali air.


VI. Pekerjaan Kusen dan Pintu, Jendela

1. Pembuatan Kusen
Cara perhitungan kusen pada RAB ada 2 macan yaitu dengan satuan jadi, atau m3, untuk satuan m3 yaitu hitung semua panjang dari bahan pembuat kusen kemudian dikalikan dengan tebal dan lebar dari kayu, satuan m3.
Kebutuhan material dan upah dapat dilihat pada analisa pekerjaan.

2. Daun Pintu.
Daun pintu ada beberapa macam, missal daun pintu panil atau doble plywood, dalam perhitungan volume untuk RAB biasanya di hitung perunit.

3. Pasang Kusen Pintu dan Jendela
Volume pemasangan bermacam-macam, antara lain dg cara panjang keliling kusen, perlubang, atau perunit.

4. Pasang Daun Pintu dan Jendela
Volume pemasangan dihitung perunit, diluar pemasangan kunci tanam, hak angin, slot.
Bersambung

Saturday 3 September 2011

PEMELIHARAAN JALAN


 
UMUM
            Tujuan pemeliharaan jalan adalah agar jalan yang sudah dibangun selalu dapat berfungsi dengan baik sehingga dapat dioperasikan secara optimal dan terjaga kelestariannya serta dapat dipakai sepanjang waktu.
            Prasarana jalan perlu diperiksa secara rutin serta dilakukan pendataan terhadap kekurangan-kekurangan yang ada dan kemudian diperbaiki.

LANGKAH-LANGKAH PEMELIHARAAN
o    Penentuan bagian yang harus dipelihara (karena timbul masalah drainase, tanah, atau konstruksi yang terganggu)
o    Tim pemelihara harus memilih waktu yang paling tepat untuk mengidentifikasikan (mengelompokkan) masalah, yaitu pada saat sehabis hujan besar (atau lebih baik lagi pada waktu hujan deras masih berlangsung).
o    Berdasarkan inventarisasi masalah ditentukan hal mana yang dapat diperbaiki dengan sumber daya alam dan manusia yang ada di desa.
o    Prioritas penanganan tidak dapat dilepaskan dari penentuan waktu yang paling tepat untuk pemeliharaan yaitu :
-       Keadaan yang berbahaya harus segera ditangani dan penggunaan jalan dibatasi atau dihentikan sama sekali sampai keadaan diperbaiki.
-       Masalah yang akan mengakibatkan kerusakan besar terhadap pemilikan pribadi masyarakat desa (rumah, lahan, kendaraan), harus segera ditangani, seperti meluapnya air yang mungkin akan merusak tanaman di ladang sebelah jalan atau longsor yang mengancam rumah penduduk.
-       Masalah yang akan menyebabkan kerusakan yang lebih luas dan lebih besar harus segera ditangani seperti masalah drainase yang tidak berfungsi
-       Adapun masalah yang sebaiknya menunggu cuaca yang baik demi kualitas perbaikan, asal tidak merugikan masyarakat kalau menunggu (hal-hal yang perlu menunggu tanah kering, misalnya pemasangan gorong-gorong baru, atau pembuatan sub teras).
o    Yang di luar kemampuan masyarakat harus dilaporkan kepada Dinas Pekerjaan Umum (misalnya jika terjadi kerusakan jembatan atau longsornya tanah yang besar) untuk pertimbangannya dan nasihatnya.
o    Melaksanakan kegiatan pemeliharan yang bersifat rutin, mendesak, dan berkala, yaitu :
-       Rutin : kegiatan yang perlu dilaksanakan paling sedikit sekali setahun pada bagian jalan tertentu (saluran pembuang air, badan jalan, bahu jalan, lereng/tebing, dan bangunan pelengkap)
-       Mendesak : kejadian yang tidak disangka-sangka memerlukan kegiatan perbaikan yang perlu dilakukan segera seperti kerusakan oleh banjir, tanah longsor, dsb.
-       Periodik : kegiatan yang kadang-kadang dibutuhkan untuk memperbaiki bagian jalan tertentu setelah periode beberapa tahun.  Kegiatan tersebut memerlukan bantuan dan sarana untuk melaksanakannya dan biasanya mengharuskan penggunaan dana sarana cadangan pada bagian jalan.  Kegiatan ini perlu diidentifikasi (atau dikelompokkan) sesuai tingkatannya dan direncanakan pelaksanaannya secara spesifik.

PEMELIHARAAN DRAINASE
            Air merupakan musuh jalan yang paling kuat, jalan menjadi jelek jika badan jalan tidak cepat kering setelah hujan, jalan menjadi terputus apabila air dibiarkan melintangi permukaan jalan,  jalan menjadi rusak apabila air dibiarkan mengalir di tengah jalan dan jalan menjadi bergelombang apabila fondasi jalan tidak kering.  Untuk mengantisipasi semua itu diperlukan drainase (atau saluran pembuangan air).
            Pemeliharaan drainase adalah kegiatan rutin yang paling penting.  Pemeliharaan ini meliputi :
·      Memangkas rumput dan membersihkan saluran dari semak dan kotoran yang menghambat aliran air.
·      Membersihkan endapan lumpur (lumpur yang tertinggal di dasar saluran) dan memperbaiki bagian saluran yang terkikis air serta saluran diperbesar.
·      Gorong-gorong atau saluran pembuang ditambah untuk mengurangi debit (banyaknya) air saluran dan dibersihkan dari endapan.
·      Saluran dibuat sampai tempat pembuangan yang aman, saluran pembuang dibuat dengan ukuran yang cukup (termasuk kemiringan saluran) dan saluran diberi pelindung batu atau rumput.


 












Standar Potongan Melintang Jalan Telford

Gambar Penampang Melintang Jalan


PEMELIHARAAN BADAN JALAN
            Badan jalan adalah prioritas kedua yang menjadi perhatian kelompok pemelihara jalan.  Biasanya apabila terjadi hujan lebat, air hujan mengalir deras di permukaan jalan, sehingga akan mengakibatkan terkikisnya lapisan pasir atau tanah liat pada badan jalan.  Jika ada kendaraan yang lewat dapat melonggarkan tatanan batu dan membuat batu terlepas.  Karena air tidak dapat dibuang dari permukaan jalan, maka jalan menjadi becek dan terkena erosi, akibatnya badan jalan menjadi rusak (punggung sapi hilang), serta terdapat badan jalan yang becek.
Kegiatan pemeliharaan badan jalan meliputi :
·      Mencabut rumput dari permukaan jalan dan permukaan jalan diratakan kembali kemudian dilapisi atau diberi bahan tambahan sirtu atau tasirtu (tanah, pasir, dan batu) dan dipadatkan.
·      Apabila permukaan jalan yang berlubang atau rusak, untuk perbaikan permukaan yang berlubang dibuka lebih besar dari pada yang rusak, kemudian lubang diurug kembali dengan bahan sirtu atau tasirtu dan dipadatkan.
·      Pada bagian batu yang terlepas, batu dipasang kembali di atas lapisan yang diperbaiki dan dipadatkan.
·      Pada bagian yang becek permukaan jalan digali kembali (dicari sumber kebecekan dan diperbaiki), tanah yang becek diganti tanah kering (sedikit dibasahi) kemudian dipadatkan dan batu dipasang kembali.
·      Air bawah tanah harus dialirkan dengan dibuat drainase campuran pasir dan kerikil
·      Membentuk kembali badan jalan (membentuk punggung sapi), baru kemudian batu dipasang kembali
·      Membentuk kembali bagian pinggir antara lapisan pengerasan batu dan bahu jalan (batu pinggir).











Gambar Pemeliharaan Badan Jalan pada Tanjakan

PEMELIHARAAN BAHU JALAN
            Bahu jalan harus lebih rendah dari badan jalan, agar air dapat mengalir dengan lancar ke saluran tanpa menimbulkan erosi dan jalan tidak menjadi becek.  Apabila ada rumput tumbuh pada bahu jalan (rumput boleh tumbuh di bahu jalan, tetapi perlu dipangkas untuk diratakan), aliran air akan terhambat yang akhirnya air akan menggenang di badan jalan sehingga dapat menimbulkan kikisan yang dalam.  Kendaraan yang berpapasan setelah hujan lebat turun dapat meninggalkan bekas roda pada bahu jalan yang basah dan lunak dan apabila tidak dibenahi, bahu jalan akan menjadi kubangan air.
Kegiatan pemeliharaan bahu jalan meliputi :
·      Pada bagian yang lebat, rumput dipotong dan pada bagian yang gundul rumput ditanam.
·      Bagian yang terkena erosi diperbaiki dengan diurug kembali dengan tanah dan dipadatkan kemudian ditanami rumput.
·      Membentuk kembali bagian pinggir antara lapisan pengerasan batu dan bahu jalan dan mengganti batu pinggir yang hilang.
·      Apabila bahu jalan masih lebih tinggi dari badan jalan, maka harus dilakukan pengeprasan pada bagian yang menonjol, kemudian dipadatkan.
·      Pada saat membersihkan saluran, tanah buangan tidak boleh dibuang ke bahu jalan.
PEMELIHARAAN TEBING
            Tebing (atau lereng) jalan merupakan bagian jalan yang sering menjadi masalah karena longsoran atau erosi tanah.  Selama dan sesudah hujan lebat, air yang mengalir dari tempat sekitar tebing akan melintas di atas jalan sebelum masuk ke dalam saluran.  Apabila tebing tidak kuat dan tidak ada pengamanan, akan berakibat tebing menjadi mudah kena erosi air hujan, pohon-pohon besar akan mudah tumbang yang akhirnya mengakibatkan longsor.
Kegiatan pemeliharaan tebing meliputi :
·      Memperbaiki kembali bagian yang terkena erosi atau longsor dan menanam rumput sebagai pencegah erosi.
·      Untuk longsoran yang kecil, tebing diperlandai atau dibuat sub-teras (terassiring).
·      Tanaman yang terlalu tinggi dan rimbun dipangkas, ditebangi tanpa harus merusak.
·      Permukaan tebing ditutup dengan rumput yang menjalar atau gebalan-gebalan rumput (ditempatkan pada tanah yang baru).








Gambar Pemeliharaan Bahu Jalan

PEMELIHARAAN BANGUNAN PELENGKAP
            Deker (atau gorong-gorong plat beton) adalah merupakan bagian dari drainase.  Pembersihannya menjadi bagian penting dari pemeliharaan sistem drainase.  Pemeriksaan bangunan pelengkap secara berkala adalah juga kegiatan yang sangat penting karena membantu mengetahui kerusakan atau masalah potensial sejak awal.
Kegiatan pemeliharaan biasanya meliputi :
·      Pemeliharaan dan pembersihan deker
·      Perbaikan kecil pada tembok penahan
·      Memeriksa dan melaporkan kerusakan bangunan pelengkap












Gambar Bangunan Gorong-Gorong













Monday 27 July 2009

Irigasi Rajamandala


1.1 Keadaan Umum
Daerah Irigasi Rajamandala terletak di wilayah kerja Cabang Dinas PSDA Padalarang, Dinas PSDA Kabupaten Bandung Barat. Luas Keseluruhan Daerah Irigasi Rajamandala berdasarkan data cabang Dinas Padalarang hasil survey PSTK, Investigasi & Desain Rehabilitasi dan peningkatan jaringan dengan Pendekatan Partisipatif tahun anggaran 2008/2009 dan PSTK Partisipatif adalah 854 ha.
1.2 Sejarah Daerah Irigasi Rajamandala
Daerah irigasi Rajamandala dibangun secara bertahap pada masa pemerintahan Belanda tahun 1927, termasuk bangunan irigasinya. Kemudian berturut-turut dilakukan rehabilitasi dari tahun 1955 sampai tahun 1980 dengan sumber dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Pada tahun 1980 dilaksanakan rehablitasi bendung dan pengembangan jaringan tersier oleh Proyek Irigasi Jawa Barat. Kemudian tahun 1994/1995 dilaksanakan rehabilitasi total oleh Proyek irigasi Jawa Barat (Program SM) dan tahun 2000/2001 dilaksanakan rehabilitasi bangunan irigasi dalam rangka persiapan program PPI. Dalam program tersebut masyarakat diikutsertakan pada pelaksanaan rehabilitasi dan pemeliharaan Daerah Irigasi Rajamandala ini terutama dalam pembuatan bangunan bendung-bendung kecil (bendung Desa).
1.3 Orbitasi
Dari Kabupaten Bandung Barat sampai ke lokasi Daerah Irigasi Rajamandala dalam keadaan normal dapat ditempuh dengan kendaraan roda 2 (dua) dengan kondisi jalan cukup baik. Jarak dari Kabupaten Bandung Barat ± 17 km dapat ditempuh dalam waktu 35 menit. Untuk inspeksi saluran dan bangunan induk dapat ditempuh dengan jalan kaki dengan jarak ± 7.6 Km, Saluran sekunder Warung Tiwu 2.8 Km, Cipaten I 1.3 Km dan Cipaten II 1.95 Km dari bendung sampai bangunan akhir. Pencapaian lokasi dapat dilihat pada gambar 1

Gambar 1
Peta Lokasi D.I. Rajamandala Kabupaten Bandung Barat
1.4 Sumber Air
Bendung Rajamandala mendapatkan sumber air dari sungai Cimeta yang dilengkapi dengan dua buah pintu intake dan satu buah pintu penguras. Air yang diambil dari bendung di alirkan melalui saluran induk Rajamandala, saluran sekunder Warung Tiwu dan saluran sekunder Citapen I dan Citapen II
Saluran induk Rajamandala lebih merupakan saluran alami yang banyak mendapat tambahan debit dari suplesi-suplesi yang terdapat di sepanjang saluran induk tersebut. Sehingga analisa ketersediaan air dari Daerah Irigasi Rajamandala harus memperhitungkan suplesi-suplesi yang masuk di sepanjang saluran induk Rajamandala tersebut.
1.5 Batas Daerah Pekerjaan
Batas – batas D.I Rajamandala adalaha Sebagai berikut :
- Sebelah Utara : Kali Cimeta
- Sebelah Timur : Kali Cirawa
- Sebelah Barat : Kali Citarum
- Sebelah Selatan : Kali Cijukung
Secara administratif pemerintahan lokasi Daerah Irigasi Rajamandala termasuk Kabupaten Bandung Barata, Propinsi Jawa Barat. Sedangkan dalam aministrasi pengairan di bawah Cabang Dinas PSDA Padalarang,.Dinas PSDA Kabupaten Bandung Barat. Dinas PSDA Propinsi Jawa Barat.
Daerah Irigasi Rajamandala termasuk Kecamatan Cipatat yang meliputi 4 Desa yaitu :
  1. Desa Cipatat
  2. Desa Rajamandala Kulon
  3. Mandalawangi
  4. Mandalasari

computer, desktop, notebook

Notebook / Laptop Hybrid Intel Core I7

Contact Form

Name

Email *

Message *

Translate

Anda Perlu Komputer dan Laptop

Kulit Anda Ingir Bersih