Monday 30 January 2017

Persembahan Buat Mama (Part 2)

Persembahan Buat Mama (Part 2) Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Beberapa hari kemudian, tepat hari libur sekolah. Ara diajak sang paman pergi ke Jakarta. Pada saat itu juga Ara berinisiatif untuk menemui ayahnya kembali. Kali ini ia datangi kediaman ayahnya. Ia tidak sendiri, ia ditemani Om dan sepupunya. Ara sangat berharap kedatangannya disambut baik oleh ayah dan keluarga tirinya. Ara pun tiba.
“Asalamualaikum”
“Waalaikumsalam” sang ayah membuka pintu. Ara lega, ternyata ayahnya lah yang membukakan pintu. Ara memang tidak mau jika ibu tirinya atau saudara tirinya yang membukakan pintu.
“Ayo masuk, masuk!” ajak sang ayah.
“Lastri! Kakakmu datang ni” sang ayah memanggil Lastri, anak dari hasil pernikahan ke duanya.
Lastri pun ke luar, tapi ia tidak sendiri melainkan ada sang ibu yang ikut serta menuju ruang tamu untuk menemui Ara, Om, dan sepupunya.
“Eh ada tamu agung toh!” ujar ibu tiri Ara. Sementara Lastri hanya diam. Tatapan mata keduanya penuh sinis terhadap Ara. Bahkan sang ayah pun lebih
... baca selengkapnya di Persembahan Buat Mama (Part 2) Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Saturday 28 January 2017

Pembukuan Keuangan BUMDes



BUMDes harus melakukan pencatatan atau pembukuan yang ditulis secara  sistimatis  dari  transaksi  yang  terjadi  setiap  hari.  Pencatatan transaksi itu umumnya menggunakan sistem akuntansi. Fungsi dari akuntansi adalah untuk menyajikan informasi keuangan kepada pihak internal dan eksternal dan sebagai dasar membuat keputusan. Pihak internal  BUMDes  adalah  pengelola  dan  Dewan  Komisaris,  sedangkan pihak eksternal adalah Pemerintah Kabupaten, Perbankan, masyarakat yang memberikan penyertaan modal, dan petugas pajak. Secara umum tujuan dilakukannya pembukuan adalah:

1.   Untuk  mengetahui  perkembangan  perusahaan  dari  waktu  ke waktu, baik perkembangan omzet penjualan, laba/rugi maupun struktur permodalan.

2.   Untuk  mengetahui  kemungkinan  kerugian  sejak  dini,  sehingga gulung tikar bisa dihindari.

3.   Untuk  mengetahui  kondisi  persediaan  barang/jasa  setiap  saat.
Sehingga dapat digunakan untuk menyusun strategi manajemen persediaan. Pada unit usaha dagang yang disebut persediaan adalah barang dagangan. Pada unit usaha industri adalah persediaan bahan mentah, barang dalam proses maupun barang jadi, Sedang pada unit simpan pinjam adalah persediaan uang.

4.   Untuk  mengetahui  sumber  dan  penggunaan  dana  BUMDes, sehingga bisa mengevaluasi kinerja keuangan BUMDes seperti likuiditas, solvabilitas maupun rentabilitas perusahaan.


Pengertian Harta dalam akuntansi

Harta dalam pengertian akuntansi adalah semua barang dan hak milik perusahaan (BUMDes) dan sumber ekonomi lainnya. Harta BUMDes dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:



1.   Harta Lancar

2.   Harta Tetap

3.   Harta Tidak Berwujud

1.   Harta Lancar

Harta  lancar  atau  umumnya  disebut  aktiva  lancar  adalah  uang kas/bank atau harta lain yang dapat segera dicairkan menjadi kas. Harta yang termasuk di dalam kelompok ini adalah:

1.   Kas

Mata uang rupiah atau asing   dan surat-surat berharga yang dimiliki oleh BUMDes.

2.   Piutang Dagang

Tagihan  sejumlah  uang  kepada  pihak  lain  (konsumen)  dari suatu transaksi yang akan dibayar pada tanggal jatuh tempo sesuai dengan ketentuan yang disepakati bersama. Misalnya, unit usaha BUMDes menjual kopi kepada konsumen yang sisa pembayarannya  akan  dibayar  lunas  pada  dua  bulan mendatang.

3.   Penghasilan yang akan diterima

Adalah pendapatan yang berupa uang yang akan diterima pada masa tertentu dari hasil suatu usaha. Misalnya, unit usaha BUMDes menerima pesanan cetakan kebutuhan kantor dari pemerintah kabupaten yang akan dibayar lunas setelah cetakan itu dikirim semua dan dinyatakan benar sesuai dengan perjanjian. Dalam transaksi ini BUMDes belum menerima sama sekali pembayaran. Namun sudah terjadi persetujuan untuk membayar dari pihak pembeli dalam kurun waktu yang disepakati bersama.

4.   Biaya yang dibayar dimuka

Adalah pemberian uang muka kepada penjual atas barang- barang yang dibeli BUMDes. Misalnya, unit usaha BUMDes memesan sejumlah barang dagangan dan memberikan uang muka sebesar 40% dari keseluruhan harga yang harus dibayar.

5.   Persediaan

Adalah semua persediaan barang dagangan yang dijual untuk



menghasilkan keuntungan.

6.   Perlengkapan

Adalah semua kebutuhan untuk menunjang kelancaran operasi BUMDes, seperti alat tulis kantor (ATK) dan perlengkapan lainnya.

2.   Harta Tetap

Umumnya disebut sebagai aktiva tetap adalah semua harta yang dimiliki  BUMDes  untuk menjalankan  usahanya.  Misalnya,  BUMDes membeli tanah dan membangun gedung untuk memulai usahanya. Membeli mesin penggilingan padi dan kendaraan angkutan dan timbangan serta alat-alat pendukung. Maka  tanah, gedung, mesin, kendaraan, dan peralatan adalah dinamakan aktiva tetap. Untuk barang-barang yang mengalami keausan biasanya dibuat biaya penyusutan.  Tujuannya  agar  untumemperoleh  barang  pengganti yang baru perusahaan (BUMDes) sudah memiliki cukup dana. Besarnya  biaya  penyusutan  ditetapkan  berdasarkan  perkiraan usia peralatan yang dimiliki (5 – 10 tahun) dan perkiraan atau estimasi tingkat kenaikan harga pada masa mendatang.

3.   Harta Tidak Berwujud

Adalah harta yang dimiliki perusahaan (BUMDes), tetapi tidak tampak. Harta ini merupakan hak istimewa atau sesuatu yang menguntungkan dari bisnis yang dijalankan. Misalnya, BUMDes mampu menghasilkan jenis makanan sehat yang tahan lama untuk semua usia. Maka produk itu dimintakan hak paten agar memperoleh perlindungan dari pemerintah. Sehingga perusahaan lain tidak diijinkan untuk menghasilka produk   yang   sama   apalagi   memalsukan   produk tersebut.


Hutang dalam pengertian akuntansi

Dalam menjalankan usaha seringkali     terjadi hutang piutang dan peristiwa itu dipandang wajar dalam aktivitas bisnis. Hutang merupakan kewajiban yang harus dibayar pada masa mendatang (sesuai dengan kesepakatan yang dibuat) akibat dari suatu transaksi. Berdasarkan waktu pembayaran, hutang dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

1.   Hutang jangka pendek

2.   Hutang jangka panjang



1.   Hutang jangka pendek

Adalah semua kewajiban yang harus dibayar/dilunasi dalam waktu kurang dari satu tahun. Terdapat  tiga  jenis  hutang  jangka pendek yaitu:

1.   Hutang Dagang

Adalah semua kewajiban yang harus diselesaikan dalam waktu maksimum satu tahun. Misalnya, BUMDes memiliki unit usaha industri makanan yang kebutuhan bahannya dipasok oleh perusahaan lain. Pembelian bahan baku industri makanan tersebut akan dibayar dalam jangka waktu 3 bulan. Maka BUMDes   memiliki   hutang   dagang   kepada   perusahaan pemasok bahan baku industri makanan.

2.   Biaya yang akan dibayar

Adalah hutang yang terjadi akibat biaya sewa barang atau kendaraan atau peralatan untuk keperluan usaha. Misalnya, BUMDes  menyewa  truk  untuk  mengangkut  produk-produk hasil pertanian. Pembayarannya akan diselesaikan jika semua barang sudah terangkut dan masuk di gudang. Maka biaya sewa truk  yang belum dibayar merupakan biaya hutang.

3.   Penghasilan yang diterima dimuka

Adalah penerimaan pembayaran dari usaha yang dijalankan, namun   kewajiban   yang   harus   dipenuhi   belu selesai. Misalnya, BUMDes menerima pesanan makanan dari pemerintah kabupaten untuk perayaan hari kemerdekaan nasional. Pemerintah kabupaten membayar sebagian dari keseluruhan harga makanan yang dipesan (uang muka/down payment). Maka penerimaan pembayaran dimuka ini merupakan hutang, karena kewajibannya belum diselesaikan.

2.   Hutang jangka panjang

Adalah semua kewajiban yang harus diselesaikan dalam waktu lebih dari satu tahun. Jika penyerta modal dalam BUMDes diperlakukan sebagai penabung dan berjangka waktu misalnya 3 tahun untuk dapat mengambil   kembali   tabungannya   (deposito).   Maka   modal   yang diterima dari masyarakat merupakan hutang jangka panjang. Namun, jika penyerta modal diperlakukan sebagai bagian pemilik usaha yang berhak memperoleh bagian keuntungan (deviden). Maka modal masyarakat  itu  tidak  termasuk  hutang.  Dalam  kasus  yang  kedua,



modal itu menjadi harta BUMDes


Biaya dan Pendapatan

Salah   satu   prinsi dasar   akuntans adalah   mengetahui   kondisi keuangan perusahaan (BUMDes). Kondisi keuangan perusahaan dapat diketahui  dari  perbandingan  besarnya  pendapatan  yang  diterima  dan biaya-biaya yang harus dikeluarkan.

Pendapatan (income)

Adalah peningkatan harta/aktiva perusahaan sebagai akibat terjadinya transaksi yang menguntungkan. Misalnya, BUMDes membeli produk hasil pertanian per kg harganya Rp. 1.000,- dan dijual di pasar dengan harga per kg Rp. 1.250,-. Maka selisih antara harga beli dengan harga jual sebesar Rp. 250,- merupakan pendapatan BUMDes.

Biaya (costs)

Adalah harta yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan dalam satu periode tertentu yang habis terpakai. Terdapat tiga jenis biaya yang umumnya harus dibayar oleh perusahaan yaitu:

a.   Harga Pokok Penjualan

Adalah semua biaya yang harus dikeluarkan secara langsung atau tidak langsung untuk menghasilkan produk (barang atau jasa) yang akan dijual. Misalnya, BUMDes memiliki unit usaha produksi makanan  yang  dijual kepada  supermarket.  Maka  semua  bahan baku dan upah karyawan merupakan harga pokok penjualan.

b.   Biaya Operasi

Adalah seluruh pengeluaran perusahaan yang digunakan untuk menjalankan usaha. Biaya operasi umumnya dibedakan menjadi dua yaitu, (1) biaya penjualan – merupakan biaya yang dikeluarkan berkenaan dengan aktivitas penjualan produk (barang atau jasa). (2) Biaya umum dan administrasi – merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menunjang aktivitas penjualan produk seperti, alat tulis kantor,   telepon, listrik, air, dan gaji pegawai kantor. Misalnya, BUMDes menjual produknya menggunakan jasa perantara   (salesman).   Maka   biaya   yang   dikeluarkan   untuk memberi imbalan (fee) kepada perantara dinamakan biaya operasi.



c.   Biaya Lain-lain.

Adalah biaya-biaya yang tidak termasuk di dalam Harga Pokok Penjuala dan   Biaya   Operasi.   Misalnya,   BUMDe memiliki pinjaman  pada  sebuah  Bank  dan  membayar  bunga  pinjaman. Maka bunga pinjaman merupakan biaya lain-lain.


Bukti-Bukti Dalam Akuntansi

Dalam akuntansi dikenal sifat-sifat bukti yang harus ada di dalamnya. Tanpa adanya sifat-sifat bukti-bukti tersebut, maka pencatatan atau pembukuan menjadi tidak memiliki makna. Sifat-sifat bukti tersebut berkaitan dengan:

a.   Sifat transaksi

Ini menunjuk pada jenis transaksi yang dibuktikan dalam catatan. Misalnya,  pembayaran  hutang,  pembelian  bahan  baku, pembayaran  sewa,  penerimaan  hasil  penjualan  produk  (barang atau jasa), dll

b.   Menyebutkan pihak-pihak yang terlibat

Dalam proses transaksi umumnya terdapat dua atau lebih pihak- pihak yang terlibat. Siapa saja yang terlibat dalam proses itu harus dijelaskan untuk selanjutnya dicatat dalam buku jurnal. Misalnya, BUMDes  melakukan  pembelian  bahan  baku  dari  UD  Makmur” tunai senilai Rp. 2.500.000,-. Dalam kasus ini pihak UD “Makmur” sebagai penjual dan BUMDes sebagai pembeli.

c.   Menyebutkan jenis barang atau jasa dalam transaksi

Jenis barang atau jasa yang dibeli atau dijual harus dilakukan pencatatan secara benar. Misalnya, dari kasus di atas BUMDes membeli bahan baku berupa tepung gandum sebanyak 5 kwt.

d.   Menyebutkan tanggal transaksi

Tanggal transaksi harus dibuat supaya diketahui kapan peristiwa itu terjadi dan berapa banyak dana yang diterima atau dikeluarkan. Misalnya, dari kasus di atas BUMDes membeli bahan baku berupa tepung gandum dari UD “Makmu” pada tanggal 16 April 2007.

Beberapa contoh bukti transaksi yang diperlukan dalam pencatatan/pembukuan menggunakan akuntansi         yaitu:



a.   Kwitansi

Adalah surat tanda bukti pembayaran sejumlah uang yang dibuat oleh pihak penerima uang dari suatu transaksi.

b.   Nota

Adalah tanda bukti pembelian yang diberikan oleh penjual, biasanya dibuat rangkap dua. Rangkap pertama diberikan kepada pembeli sedangkan rangkap yang kedua disimpan oleh penjual.

c.   Chek

Adalah   sura perintah   kepada   Ban untuk   memberikan sejumlah uang sebagaimana yang termuat di dalam chek.

d.   Bon

Adalah tanda bukti pembelian yang dibuat oleh penjual. Perbedaannya  dengan  nota  adalalah  bon  umumnya  tidak dibuat rangkap dua, tetapi hanya satu lembar.

e.   Faktur

Adalah bukti perhitungan penjualan barang atau jasa yang pembayarannya dilakukan kemudian atau tidak dengan cara tunai. Pembuatan faktur biasanya dilakukan rangkap tiga, masing-masing memiliki warna yang berbeda-beda. Salinan pertama diberikan kepada pembeli, salinan kedua disimpan penjual setelah ditandangani pembeli dan salinan ketiga disimpan  di  dalam  buku  faktur.  Umumnya  faktur mencantumkan  alamat  pembeli  secara  rinci,  seperti  nama jalan, nomer rumah, dan nomer telephon.


Proses Melakukan Pembukuan

Bagi   perusahaan   pemula pembukua dapat   dilakuka secara sederhana yaitu:

a.   Membuat  dan  mengumpulkan  bukti  transaksi,  seperti  kwitansi, nota/bon pembelian/penjualan, dsb.

b.   Menyusun Buku Kas Harian/ Arus Kas/ Cash Flow. Bentuk Buku
Kas Harian tersebut adalah sbb.:

Misalkan Badan Usaha Unit Desa “Lojinawi” menerima dana hibah
(dana  stimulan  dari  Pemkab)  sebesar  Rp.  5.000.000,-  pada tanggal 20 Januari 2007 dengan bukti kwitansi penerimaan nomor
01. Penerimaan dana tersebut ditulis atau dicatat di bagian Debet yang artinya terdapat uang masuk atau penerimaan pada Badan Usaha Unit Desa.

Kemudian  pada  tanggal  25  Januari  2007  BUMDes  membeli etalase dari UD “Jati Mulyo” untuk meletakkan barang dagangan senilai Rp. 1.500.000,- dengan bukti nota pembayaran nomor 15. Karena pembelian berarti BUMDes mengeluarkan sejumlah dana. Pengeluaran dana itu ditulis atau dicatat di bagian Kredit.

Untuk mengisi etalase itu, BUMDes membeli barang-barang dagangan (shampoo, sabun mandi, dan sabun cuci ) dari UD “Makmur” pada tanggal 3 Februari 2007 senilai Rp. 2.000.000,- dengan  bukti  nota  pembayaran  nomor  23.  Karena  pembelian barang dagangan adalah pengeluaran dana BUMDes maka ditulis atau dicatat di bagian Kredit.

Pada tanggal 7 Februari 2007 terjadi transaksi penjualan barang dagangan (beras) sebesar Rp. 1.200.000,-.dengan bukti nota penjualan   nomor   04.   Ini   berarti   penerimaa bagi   BUMDes. Sehingga penerimaan itu dicatat di bagian Debet.

Pada kolom paling kanan (Saldo), artinya sisa dana setelah dikurangi  dengan  pengeluaran  untuk  pembelian  etalase  dan barang dagangan. Dari Buku Kas Harian ini dapat diketahui berapa besarnya uang masuk dan keluar serta saldo atau sisa dana dalam setiap harinya. Penting untuk difahami bahwa jangan sampai uang yang keluar lebih besar dari yang masuk agar tidak terjadi defisit. Pada contoh berikut ditunjukkan pencatatan transaksi penerimaan dan pengeluaran dana BUMDes di dalam Buku Kas Harian




BUKU KAS HARIAN

Bulan Januari 2007
Tgl.
Uraian
No bukti
Debet
Kredit
Saldo
20/1
Diterima dana hibah
dari Pemkab
01
5.000.000
---
---
25/1
Dibeli etalase toko dari UD Jati Mulyo
15
---
1.500.000
3.500.000
3/2
Dibeli barang dagangan dari UD
Makmur
23
---
2.000.000
1.500.000
7/2
Penjualan barang dagangan (beras)
04
1.200.000
---
2.700.000


Apabila BUMDes mengalami perkembangan sehingga transaksinya bertambah   banya setiap   harinya,   maka   pembukuannya   dapat ditambah dengan:

a.     Membuat daftar nomer rekening. Lazimnya berbentuk sebagai berikut:


Group
Kelompok
No. Rekening
Nama Rekening
1
HARTA
111
Kas


112
Bank


113
Persediaan


114
Piutang


115
Inventaris
2
HUTANG
211
Hutang Bank


212
Hutang Non Bank
3
MODAL
311
Modal Usaha


312
Penyertaan Modal
4
PENDAPATAN
411
Laba usaha


412
Bunga Tabungan
5
BIAYA
511
Biaya Administrasi


512
Biaya Rapat


513
Biaya Transport


514
Biaya Penyusutan

 



Tujuan pembuatan daftar rekening adalah untuk memudahkan bagi pengelola  BUMDes  mengetahui  besarnya  penerimaan  dan pengeluaran dari setiap kelompok.


b. Membuat buku besar atau disebut juga buku pembantu. Buku ini dapat memberikan informasi tentang kondisi rekening pada setiap saat dibutuhkan. Misalnya, dengan menggunakan kasus sebelumnya BUMDes menerima dana hibah (stimulan) dari Pemkab   sebesar   Rp.   5.000.000,-.   Selanjutnya   BUMDes membeli etalase dari UD “Jati Mulyo senilai Rp. 1.500.000,-. BUMDes juga melakukan pembelian barang-barang dagangan kepada UD “Makmur” senilai Rp. 2.000.000,-. Terakhir BUMDes menerima pembayaran dari hasil penjualan beras senilai Rp.
1.200.000,-. Maka pencatatannya ke dalam Buku Besar adalah sebagai berikut:



 BADAN USAHA MILIK DESA ”ODADING” BUKU BESAR


 REKENING: 111. KAS          Debet                                            Kredit
    

Tgl
Keterangan
Jumlah
Tgl
Keterangan
Jumlah
20/1
Hibah Pemkab
5.000.000
25/1
Pembelian
etalase toko
1.500.000
7/2
Penjualan barang dagangan
1.200.000
3/2
Pembelian barang dagangan
2.000.000

 




Apabila BUMDes sudah berkembang, maka pembukuannya ditambah dengan:

a.   Membuat neraca saldo.

Data keuangan pada neraca saldo diambil dari buku besar. Saldo setiap rekening dapat dihitung dengan cara menambah/mengurangi persediaan awal dengan mutasi selama periode pembukuan. Hasilnya dikurangi dengan persediaan akhir.

Bentuk neraca saldo adalah sebagai berikut:



NERACA SALDO
PER 31 DESEMBER 2006


No. Rek.
Nama Rekening
Debet
Kredit
111
Kas


112
Bank


113
Persediaan


114
Piutang



dst



b. Membuat laporan keuangan.

Data laporan keuangan ini diambilkan dari neraca saldo. Laporan keuangan diperlukan untuk mengetahui kinerja keuangan BUMDes secara keseluruhan, selama satu periode (biasanya satu tahun). Laporan  keuangan  terdiri  dari  neraca,  laporan  laba/rugi  dan laporan perubahan modal.



Berikut ini adalah contoh laporan keuangan.
                                  


          BADAN USAHA MILIK DESA ”ODADING

                                   NERACA SALDO



Aktiva                             PER 31 DESEMBER 2007                     Pasiva



No. Rek.
Nama Rekening
Jumlah
No. Rek.
Nama Rekening
Jumlah

AKTIVA LANCAR


HUTANG LANCAR

111
Kas


Hutang Bank

112
Bank


Hutang non bank

113
Persediaan


HUTANG JANGKA
PANJANG

114
Piutang


Hutang Bank


AKTIVA TETAP





Gedung


MODAL


Tanah


Hibah dari Pemkab


Penyusutan
Gedung


Laba yang tidak
dibagi








Jumlah


Jumlah


 







BADAN USAHA MILIK DESA “ODADINGI”
LAPORAN LABA/RUGI PER 31 DESEMBER 2007

Pendapatan :
Jumlah Penjualan                       Rp  …….. 
Pendapatan bunga                     Rp  ………..
Jumlah pendapatan                       Rp …………


Biaya-biaya:
Biaya administrasi dan operasi                                      Rp …….

Laba kotor                    Rp …….
Biaya pajak                   Rp ……………
                                           Laba bersih                    Rp …

 Catatan:

Laba bersih dibagi 2 yaitu yang dibagi   dan yang tidak dibagi kepada pemodal. Perbandingan jumlah yang dibagi atau tidak dibagi diatur dalam AD/ART BUMDes. Laba yang tidak dibagi kepada pemodal, digunakan untuk memperbesar modal guna mengembangkan unit usaha lebih lanjut.


BADAN USAHA MILIK DESA ”ODADING”
LAPORAN PERUBAHAN MODAL PER 31 DESEMBER 2007

Modal Awal :
Hibah dari Pekab                                                               Rp ………. 
Penyertaan modal Masyarakat                Rp ……….
Total Modal Awal                                                  Rp ………. 
Laba yang tidak dibagi                Rp ………




Tambahan modal:                                                                                                       Rp ………

Pemdes                                                                                                         Rp ……… 
        Masyarakat                                                                                                           Rp……… 

Total Modal Akhir                                                 Rp ………














computer, desktop, notebook

Notebook / Laptop Hybrid Intel Core I7

Contact Form

Name

Email *

Message *

Translate

Anda Perlu Komputer dan Laptop

Kulit Anda Ingir Bersih