Beberapa hari kemudian, tepat hari libur sekolah. Ara diajak sang paman pergi ke Jakarta. Pada saat itu juga Ara berinisiatif untuk menemui ayahnya kembali. Kali ini ia datangi kediaman ayahnya. Ia tidak sendiri, ia ditemani Om dan sepupunya. Ara sangat berharap kedatangannya disambut baik oleh ayah dan keluarga tirinya. Ara pun tiba.
“Asalamualaikum”
“Waalaikumsalam” sang ayah membuka pintu. Ara lega, ternyata ayahnya lah yang membukakan pintu. Ara memang tidak mau jika ibu tirinya atau saudara tirinya yang membukakan pintu.
“Ayo masuk, masuk!” ajak sang ayah.
“Lastri! Kakakmu datang ni” sang ayah memanggil Lastri, anak dari hasil pernikahan ke duanya.
Lastri pun ke luar, tapi ia tidak sendiri melainkan ada sang ibu yang ikut serta menuju ruang tamu untuk menemui Ara, Om, dan sepupunya.
“Eh ada tamu agung toh!” ujar ibu tiri Ara. Sementara Lastri hanya diam. Tatapan mata keduanya penuh sinis terhadap Ara. Bahkan sang ayah pun lebih
... baca selengkapnya di Persembahan Buat Mama (Part 2) Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
Monday, 30 January 2017
Persembahan Buat Mama (Part 2)
Saturday, 28 January 2017
Pembukuan Keuangan BUMDes
BUMDes harus melakukan pencatatan atau pembukuan yang ditulis secara sistimatis dari
transaksi
yang terjadi
setiap hari. Pencatatan transaksi itu
umumnya menggunakan sistem akuntansi. Fungsi dari akuntansi adalah untuk
menyajikan informasi keuangan kepada pihak
internal dan eksternal dan sebagai
dasar membuat keputusan. Pihak internal BUMDes
adalah
pengelola
dan
Dewan Komisaris, sedangkan
pihak eksternal adalah Pemerintah Kabupaten, Perbankan,
masyarakat yang memberikan penyertaan modal,
dan petugas pajak. Secara umum
tujuan dilakukannya pembukuan
adalah:
1. Untuk
mengetahui perkembangan
perusahaan
dari waktu
ke
waktu, baik perkembangan omzet penjualan, laba/rugi maupun struktur
permodalan.
2. Untuk mengetahui
kemungkinan kerugian sejak
dini, sehingga
gulung tikar bisa dihindari.
3.
Untuk
mengetahui kondisi
persediaan
barang/jasa setiap
saat.
Sehingga dapat digunakan untuk menyusun
strategi manajemen persediaan.
Pada unit usaha dagang yang disebut persediaan adalah
barang dagangan. Pada unit usaha industri adalah persediaan
bahan mentah, barang dalam proses maupun barang jadi, Sedang pada unit
simpan pinjam adalah persediaan
uang.
4. Untuk
mengetahui sumber
dan
penggunaan dana
BUMDes,
sehingga bisa mengevaluasi
kinerja keuangan BUMDes seperti
likuiditas, solvabilitas maupun rentabilitas
perusahaan.
Pengertian
Harta dalam akuntansi
Harta dalam pengertian akuntansi adalah semua barang dan hak milik
perusahaan (BUMDes)
dan sumber ekonomi lainnya. Harta BUMDes dapat dibedakan
menjadi 3 yaitu:
1. Harta Lancar
2. Harta Tetap
3. Harta Tidak Berwujud
1.
Harta Lancar
Harta lancar
atau umumnya
disebut
aktiva lancar
adalah uang
kas/bank atau harta lain yang dapat
segera dicairkan menjadi kas.
Harta yang termasuk di dalam
kelompok ini adalah:
1.
Kas
Mata uang rupiah atau asing
dan surat-surat berharga yang dimiliki oleh BUMDes.
2.
Piutang Dagang
Tagihan
sejumlah uang kepada pihak lain
(konsumen)
dari suatu transaksi yang akan dibayar pada tanggal
jatuh tempo sesuai dengan ketentuan
yang disepakati bersama. Misalnya,
unit usaha BUMDes menjual kopi kepada konsumen
yang sisa pembayarannya akan
dibayar lunas
pada
dua bulan
mendatang.
3.
Penghasilan yang akan diterima
Adalah pendapatan
yang berupa uang
yang akan diterima pada
masa tertentu dari hasil suatu usaha.
Misalnya, unit usaha BUMDes
menerima pesanan cetakan
kebutuhan kantor dari
pemerintah kabupaten yang akan dibayar lunas
setelah cetakan itu dikirim semua dan
dinyatakan benar sesuai dengan
perjanjian. Dalam transaksi ini BUMDes belum menerima
sama sekali pembayaran. Namun sudah terjadi persetujuan untuk membayar dari pihak pembeli dalam kurun waktu yang
disepakati bersama.
4.
Biaya yang dibayar
dimuka
Adalah pemberian uang muka
kepada penjual atas barang-
barang yang dibeli BUMDes. Misalnya, unit usaha BUMDes memesan
sejumlah barang dagangan
dan memberikan uang muka sebesar 40% dari keseluruhan
harga yang harus dibayar.
5.
Persediaan
Adalah semua persediaan barang dagangan yang dijual
untuk
menghasilkan keuntungan.
6.
Perlengkapan
Adalah semua kebutuhan untuk menunjang kelancaran
operasi BUMDes, seperti alat tulis kantor (ATK) dan perlengkapan
lainnya.
2.
Harta Tetap
Umumnya disebut sebagai aktiva tetap adalah
semua harta yang dimiliki BUMDes untuk menjalankan
usahanya. Misalnya, BUMDes membeli tanah dan membangun gedung untuk memulai
usahanya. Membeli mesin penggilingan padi dan kendaraan
angkutan dan timbangan serta
alat-alat pendukung. Maka
tanah, gedung, mesin,
kendaraan, dan peralatan adalah dinamakan
aktiva tetap. Untuk barang-barang yang mengalami
keausan biasanya dibuat biaya
penyusutan. Tujuannya
agar untuk memperoleh barang pengganti yang baru perusahaan (BUMDes) sudah memiliki cukup dana.
Besarnya biaya penyusutan
ditetapkan berdasarkan perkiraan usia peralatan yang dimiliki
(5 – 10 tahun) dan perkiraan atau estimasi
tingkat kenaikan harga pada masa mendatang.
3.
Harta
Tidak Berwujud
Adalah harta
yang dimiliki perusahaan (BUMDes),
tetapi tidak tampak.
Harta ini merupakan hak istimewa atau
sesuatu yang menguntungkan
dari bisnis yang dijalankan. Misalnya, BUMDes mampu menghasilkan jenis makanan sehat yang
tahan lama untuk semua usia. Maka produk itu
dimintakan hak paten agar memperoleh perlindungan
dari pemerintah. Sehingga perusahaan lain tidak diijinkan
untuk menghasilkan produk
yang
sama apalagi memalsukan
produk tersebut.
Hutang dalam pengertian
akuntansi
Dalam menjalankan usaha
seringkali terjadi hutang piutang dan
peristiwa itu dipandang wajar dalam aktivitas
bisnis. Hutang merupakan kewajiban yang harus dibayar pada masa
mendatang (sesuai dengan kesepakatan yang dibuat) akibat dari suatu transaksi. Berdasarkan waktu pembayaran, hutang dapat dibedakan menjadi
dua yaitu:
1. Hutang
jangka pendek
2. Hutang
jangka panjang
1.
Hutang jangka pendek
Adalah semua kewajiban yang harus dibayar/dilunasi dalam waktu kurang dari satu tahun. Terdapat
tiga jenis hutang jangka pendek yaitu:
1.
Hutang
Dagang
Adalah semua kewajiban
yang harus diselesaikan dalam waktu maksimum satu tahun. Misalnya,
BUMDes memiliki
unit usaha industri makanan yang kebutuhan bahannya dipasok oleh perusahaan lain.
Pembelian bahan baku
industri makanan tersebut akan dibayar dalam jangka
waktu 3 bulan. Maka BUMDes memiliki hutang
dagang kepada
perusahaan pemasok bahan
baku industri makanan.
2.
Biaya yang akan dibayar
Adalah hutang yang terjadi akibat
biaya sewa barang atau
kendaraan atau peralatan
untuk keperluan usaha. Misalnya, BUMDes menyewa truk
untuk mengangkut produk-produk hasil
pertanian. Pembayarannya akan diselesaikan jika semua
barang sudah terangkut dan
masuk di gudang.
Maka biaya sewa truk yang belum dibayar
merupakan biaya hutang.
3.
Penghasilan yang diterima dimuka
Adalah penerimaan
pembayaran dari usaha yang dijalankan, namun kewajiban yang
harus
dipenuhi belum selesai.
Misalnya, BUMDes menerima pesanan makanan dari pemerintah kabupaten untuk perayaan hari
kemerdekaan nasional. Pemerintah kabupaten membayar
sebagian dari keseluruhan
harga makanan yang dipesan (uang muka/down payment). Maka penerimaan pembayaran dimuka ini merupakan hutang,
karena kewajibannya belum diselesaikan.
2.
Hutang jangka panjang
Adalah semua kewajiban yang harus diselesaikan
dalam waktu lebih dari satu tahun. Jika penyerta modal
dalam BUMDes diperlakukan
sebagai penabung dan berjangka waktu
misalnya 3 tahun untuk dapat
mengambil kembali tabungannya
(deposito). Maka
modal yang diterima dari masyarakat merupakan hutang jangka panjang. Namun, jika penyerta
modal diperlakukan sebagai bagian pemilik
usaha yang berhak
memperoleh bagian keuntungan (deviden). Maka modal masyarakat itu tidak termasuk
hutang. Dalam kasus yang kedua,
modal itu menjadi harta
BUMDes
Biaya dan Pendapatan
Salah satu
prinsip dasar akuntansi adalah mengetahui kondisi
keuangan perusahaan (BUMDes). Kondisi
keuangan perusahaan dapat diketahui dari
perbandingan besarnya
pendapatan
yang diterima dan biaya-biaya yang harus dikeluarkan.
Pendapatan (income)
Adalah peningkatan harta/aktiva perusahaan sebagai akibat terjadinya transaksi yang menguntungkan. Misalnya, BUMDes
membeli produk hasil pertanian per
kg harganya Rp. 1.000,- dan
dijual di pasar
dengan harga per kg Rp.
1.250,-. Maka selisih antara harga beli dengan harga
jual sebesar Rp. 250,- merupakan
pendapatan
BUMDes.
Biaya (costs)
Adalah harta
yang digunakan untuk menghasilkan
pendapatan dalam satu
periode tertentu yang habis terpakai. Terdapat tiga jenis biaya
yang umumnya harus dibayar
oleh perusahaan yaitu:
a. Harga Pokok Penjualan
Adalah
semua biaya yang harus dikeluarkan secara langsung atau tidak langsung untuk menghasilkan
produk (barang atau jasa) yang akan dijual. Misalnya, BUMDes memiliki unit usaha produksi
makanan yang
dijual kepada
supermarket. Maka semua
bahan
baku dan upah karyawan
merupakan harga pokok penjualan.
b. Biaya Operasi
Adalah seluruh pengeluaran perusahaan yang
digunakan untuk menjalankan usaha. Biaya operasi umumnya dibedakan menjadi
dua yaitu, (1) biaya penjualan –
merupakan biaya yang dikeluarkan berkenaan dengan aktivitas penjualan produk (barang atau jasa).
(2) Biaya umum dan administrasi – merupakan biaya
yang dikeluarkan untuk
menunjang aktivitas penjualan produk seperti,
alat tulis kantor, telepon,
listrik, air, dan gaji pegawai
kantor. Misalnya, BUMDes
menjual produknya menggunakan jasa perantara (salesman).
Maka biaya yang
dikeluarkan untuk
memberi imbalan (fee) kepada
perantara dinamakan
biaya operasi.
c.
Biaya Lain-lain.
Adalah biaya-biaya
yang tidak termasuk di dalam Harga Pokok Penjualan dan
Biaya
Operasi. Misalnya, BUMDes memiliki pinjaman pada
sebuah
Bank dan
membayar
bunga pinjaman. Maka bunga pinjaman
merupakan biaya lain-lain.
Bukti-Bukti Dalam Akuntansi
Dalam
akuntansi dikenal sifat-sifat bukti yang harus ada di dalamnya.
Tanpa adanya sifat-sifat bukti-bukti tersebut, maka pencatatan atau pembukuan menjadi tidak memiliki makna. Sifat-sifat bukti tersebut berkaitan dengan:
a.
Sifat transaksi
Ini menunjuk pada jenis transaksi yang dibuktikan dalam catatan. Misalnya, pembayaran
hutang, pembelian bahan
baku, pembayaran sewa, penerimaan hasil penjualan
produk
(barang
atau jasa), dll
b.
Menyebutkan pihak-pihak yang
terlibat
Dalam proses transaksi umumnya terdapat dua atau lebih pihak-
pihak yang terlibat. Siapa saja yang terlibat dalam proses itu
harus
dijelaskan untuk selanjutnya
dicatat dalam buku jurnal.
Misalnya, BUMDes melakukan
pembelian bahan
baku dari
UD “Makmur” tunai senilai Rp. 2.500.000,-. Dalam
kasus ini pihak
UD “Makmur” sebagai penjual dan BUMDes sebagai
pembeli.
c.
Menyebutkan jenis barang
atau jasa dalam transaksi
Jenis barang atau jasa yang
dibeli atau dijual harus dilakukan
pencatatan secara benar. Misalnya,
dari kasus di atas BUMDes
membeli bahan baku berupa
tepung gandum sebanyak 5 kwt.
d.
Menyebutkan tanggal transaksi
Tanggal transaksi harus dibuat supaya diketahui kapan peristiwa
itu terjadi dan berapa banyak dana yang diterima atau dikeluarkan.
Misalnya, dari kasus di atas BUMDes membeli bahan baku berupa tepung gandum dari UD “Makmu”
pada tanggal 16 April 2007.
Beberapa
contoh bukti transaksi
yang diperlukan dalam
pencatatan/pembukuan
menggunakan akuntansi yaitu:
a.
Kwitansi
Adalah surat
tanda bukti pembayaran sejumlah uang yang dibuat oleh pihak penerima uang dari
suatu transaksi.
b.
Nota
Adalah tanda bukti pembelian
yang diberikan oleh penjual,
biasanya dibuat rangkap
dua. Rangkap pertama diberikan kepada
pembeli
sedangkan rangkap
yang kedua disimpan oleh penjual.
c.
Chek
Adalah surat perintah
kepada Bank untuk memberikan sejumlah uang sebagaimana
yang termuat di dalam chek.
d.
Bon
Adalah
tanda bukti pembelian yang dibuat
oleh penjual. Perbedaannya
dengan nota
adalalah
bon umumnya tidak dibuat rangkap dua, tetapi hanya satu lembar.
e.
Faktur
Adalah bukti
perhitungan penjualan barang atau jasa yang pembayarannya dilakukan
kemudian atau tidak dengan cara
tunai. Pembuatan faktur biasanya
dilakukan rangkap tiga, masing-masing memiliki
warna yang berbeda-beda. Salinan pertama diberikan kepada
pembeli, salinan kedua disimpan
penjual setelah ditandangani
pembeli dan salinan ketiga
disimpan di dalam
buku faktur.
Umumnya faktur
mencantumkan alamat pembeli
secara rinci,
seperti nama
jalan, nomer rumah, dan nomer telephon.
Proses Melakukan Pembukuan
Bagi perusahaan pemula, pembukuan dapat
dilakukan secara
sederhana yaitu:
a. Membuat
dan mengumpulkan
bukti transaksi,
seperti kwitansi,
nota/bon pembelian/penjualan, dsb.
b.
Menyusun Buku Kas Harian/ Arus Kas/ Cash Flow. Bentuk Buku
Kas Harian tersebut
adalah sbb.:
Misalkan Badan Usaha Unit Desa “Lojinawi” menerima dana hibah
(dana stimulan dari
Pemkab) sebesar
Rp. 5.000.000,- pada
tanggal 20 Januari 2007 dengan bukti kwitansi penerimaan nomor
01. Penerimaan dana tersebut ditulis atau dicatat
di bagian Debet yang artinya terdapat uang masuk atau penerimaan pada Badan
Usaha Unit Desa.
Kemudian pada
tanggal 25 Januari 2007
BUMDes membeli etalase dari UD “Jati Mulyo” untuk meletakkan
barang dagangan senilai
Rp. 1.500.000,- dengan bukti nota
pembayaran nomor 15.
Karena pembelian berarti
BUMDes mengeluarkan sejumlah dana. Pengeluaran dana itu ditulis atau dicatat di bagian Kredit.
Untuk mengisi etalase itu, BUMDes membeli barang-barang dagangan (shampoo, sabun mandi, dan sabun
cuci ) dari UD “Makmur”
pada tanggal 3 Februari 2007
senilai Rp. 2.000.000,-
dengan bukti nota pembayaran
nomor 23. Karena
pembelian
barang dagangan adalah pengeluaran dana
BUMDes maka ditulis atau dicatat di bagian Kredit.
Pada tanggal
7 Februari
2007 terjadi transaksi
penjualan barang dagangan (beras)
sebesar
Rp. 1.200.000,-.dengan bukti nota penjualan nomor 04.
Ini berarti
penerimaan bagi BUMDes. Sehingga
penerimaan itu dicatat di bagian Debet.
Pada kolom paling kanan (Saldo),
artinya sisa dana setelah dikurangi dengan
pengeluaran
untuk pembelian etalase dan barang
dagangan.
Dari Buku Kas Harian ini dapat diketahui berapa besarnya uang masuk dan keluar serta saldo atau sisa dana dalam setiap harinya. Penting untuk difahami bahwa jangan sampai uang yang
keluar lebih besar dari yang masuk agar tidak terjadi
defisit. Pada contoh berikut ditunjukkan
pencatatan transaksi penerimaan dan pengeluaran dana BUMDes
di dalam Buku Kas Harian
BUKU KAS HARIAN
Bulan Januari 2007
Tgl.
|
Uraian
|
No
bukti
|
Debet
|
Kredit
|
Saldo
|
20/1
|
Diterima dana
hibah
dari Pemkab
|
01
|
5.000.000
|
---
|
---
|
25/1
|
Dibeli etalase
toko
dari UD Jati Mulyo
|
15
|
---
|
1.500.000
|
3.500.000
|
3/2
|
Dibeli barang
dagangan dari UD
Makmur
|
23
|
---
|
2.000.000
|
1.500.000
|
7/2
|
Penjualan
barang dagangan (beras)
|
04
|
1.200.000
|
---
|
2.700.000
|
Apabila BUMDes mengalami perkembangan
sehingga transaksinya bertambah banyak setiap harinya, maka pembukuannya dapat
ditambah dengan:
a.
Membuat daftar nomer rekening. Lazimnya berbentuk sebagai berikut:
|
Tujuan pembuatan daftar rekening adalah untuk memudahkan
bagi pengelola BUMDes
mengetahui
besarnya penerimaan dan
pengeluaran dari setiap kelompok.
b. Membuat buku besar atau disebut
juga buku pembantu.
Buku ini dapat memberikan informasi tentang
kondisi rekening pada
setiap saat dibutuhkan. Misalnya, dengan menggunakan kasus
sebelumnya BUMDes menerima dana hibah (stimulan) dari
Pemkab sebesar Rp.
5.000.000,-. Selanjutnya
BUMDes membeli etalase
dari UD “Jati Mulyo senilai Rp. 1.500.000,-. BUMDes juga melakukan pembelian barang-barang
dagangan kepada UD “Makmur” senilai Rp. 2.000.000,-. Terakhir BUMDes menerima pembayaran dari hasil penjualan beras senilai Rp.
1.200.000,-. Maka pencatatannya ke dalam Buku Besar adalah sebagai
berikut:
BADAN USAHA MILIK
DESA ”ODADING” BUKU BESAR
REKENING: 111. KAS Debet Kredit
|
Apabila BUMDes sudah berkembang, maka pembukuannya ditambah dengan:
a.
Membuat neraca saldo.
Data keuangan pada neraca saldo diambil
dari buku besar. Saldo setiap rekening dapat dihitung dengan
cara menambah/mengurangi persediaan
awal dengan mutasi selama periode
pembukuan. Hasilnya dikurangi dengan persediaan
akhir.
Bentuk neraca saldo adalah
sebagai berikut:
NERACA SALDO
PER 31 DESEMBER 2006
No. Rek.
|
Nama Rekening
|
Debet
|
Kredit
|
111
|
Kas
|
||
112
|
Bank
|
||
113
|
Persediaan
|
||
114
|
Piutang
|
||
dst
|
b.
Membuat laporan keuangan.
Data laporan
keuangan ini diambilkan
dari neraca saldo. Laporan keuangan diperlukan untuk
mengetahui kinerja keuangan BUMDes secara
keseluruhan, selama satu periode (biasanya
satu tahun). Laporan keuangan terdiri
dari neraca, laporan laba/rugi dan
laporan perubahan modal.
Berikut ini adalah contoh laporan keuangan.
BADAN USAHA MILIK
DESA ”ODADING
NERACA
SALDO
Aktiva PER 31 DESEMBER 2007 Pasiva
|
BADAN USAHA MILIK
DESA “ODADINGI”
LAPORAN
LABA/RUGI PER 31 DESEMBER 2007
Pendapatan :
Jumlah Penjualan Rp …………..
Pendapatan bunga Rp …………..
Jumlah
pendapatan Rp ……………
Biaya-biaya:
Biaya
administrasi dan operasi Rp
…………….
Laba
kotor Rp …………….
Biaya pajak Rp
……………
Laba bersih Rp ……………
Catatan:
Laba bersih dibagi 2 yaitu yang dibagi
dan yang tidak dibagi kepada
pemodal. Perbandingan jumlah
yang dibagi atau tidak dibagi
diatur dalam AD/ART BUMDes. Laba yang
tidak dibagi kepada pemodal,
digunakan untuk memperbesar
modal guna mengembangkan
unit usaha lebih lanjut.
BADAN USAHA MILIK
DESA ”ODADING”
LAPORAN
PERUBAHAN MODAL
PER 31 DESEMBER 2007
Modal Awal
:
Hibah dari Pekab
Rp ……………….
Penyertaan modal Masyarakat Rp ……………….
Total
Modal Awal Rp ……………….
Laba yang tidak dibagi Rp
………………
Tambahan
modal: Rp ………………
Pemdes Rp ………………
Masyarakat Rp………………
Total
Modal Akhir
Rp ………………
Subscribe to:
Posts (Atom)